Bereans News edisi 5 Desember 2007


Pendiri - Saya adalah Orang Berea yang Berbahagia

Sejak saat saya dilahirkan ke dunia ini saya telah mengalami berbagai macam kesukaran. Sering kali saya berada dalam kesukaran yang mengerikan dan hancur terhempaskan antara hidup dan mati. Gambaran mengenai beragam manusia dan berbagai situasi mereka di dalam Alkitab sangat cocok dengan kehidupan saya, saya adalah seorang yang berdosa diantara orang-orang berdosa, seorang yang terkutuk diantara orang-orang yang terkutuk, salah satu dari mereka yang tidak berharga dan diabaikan. Meskipun demikian saya telah menjadi seorang pelayan Tuhan dan sekarang hidup sebagai roh jiwa yang berbahagia kembali. Sekarang saya berkepentingan dan berani untuk menampilkan wajah saya kepada dunia.

Sampai saya berumur sembilan belas tahun, saya menyerahkan diri tak berdaya kepada nasib buruk saya, tetapi semenjak saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan, saya membaca dan berulang-ulang membaca Alkitab seakan-akan hidup saya bergantung padanya. Saya bertekun dalam doa dan pekerjaan suka rela, tetapi lingkungan saya yang menyedihkan tetap melingkupi seperti sebuah takdir yang memenjarakan saya dan terus mencobai saya, sampai-sampai konflik ini menjadi terlalu berat untuk saya atasi. Kemudian, pada tanggal 31 Maret 1962, persis setelah pernikahan saya dengan Soon Kang, Allah memanggil saya dan peristiwa itu menyerupai apa yang ada dalam Alkitab dimana Allah hampir saja membunuh Musa; Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku." Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu (Keluaran 4:24-26). Semenjak saya bertemu dengan istri saya, roh jiwaku mulai mendapatkan kebahagiaan.
Kesedihan dan sengsara oleh karena konflik dan kekacauan selama 24 tahun sebelumnya telah berakhir, dan roh jiwa saya telah, dan masih, terbakar secara penuh dan menyeluruh dengan sebuah misi yang bahagia. Meskipun saya sekarang semakin bertambah tua, pekerjaan-pekerjaan yang harus saya tuntaskan terus menyambar-nyambar seperti api pada semak belukar yang terbakar. Pekerjaan yang saya telah lakukan semenjak tahun 1962 disebut sebagai "Gerakan Akademi Berea", adalah gerakan untuk kembali kepada Firman Allah. Sebagaimana istilah "Akademi Berea" menandakan, ini adalah gerakan yang memerlukan dua hal yaitu pengajaran dan pembelajaran.

Yesus tidak saja hanya mengatakan, "Percayalah" tetapi juga, "Marilah datang dan belajarlah dari-Ku" kemudian, "Ajarkanlah" dan "Muridkanlah". Lebih lagi, seperti kita telah pelajari melalui Firman Allah "Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah" (Hosea 4:6). Maka iman adalah belajar dan berusaha keras untuk mengetahui dan kemudian mengajarkan demikian, dimana pada akhirnya, melalui proses ini, mengenal Dia (Allah) secara menyeluruh. Inilah dimana kemudian seseorang dapat memegang secara penuh arti dari "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yohanes 8:32). Saya dipenuhi kebahagiaan dengan mempelajari dan mengajar, maka saya memilih sebutan "Akademi Berea". Gerakan Akademi Berea ini menghasilkan buah-buah pada saat hal ini disampaikan melalui sebuah tindakan. Bagaimana mungkin hal ini bisa bermanfaat tanpa dipraktekkan? Hanya penerapan Akademi Berea secara praktek nyata saja yang bisa menyukakan Tuhan.

Saya sungguh adalah orang yang berbahagia: Tuhan telah menyingkirkan dosa-dosa saya dan Gerakan Berea yang telah dipercayakan kepada saya adalah keseluruhan dari apa yang sedang saya praktekan dan yang akan saya praktekkan di bumi ini sampai daging dan tubuh saya habis lenyap. Saya ingin supaya dunia mengenal mengenai Nama Tuhan dan juga bahwa saya berbahagia.

Diterjemahkan dari bahasa Korea ke bahasa Inggris oleh Christine R. E. Hong
Institut Penterjemahan Bahasa Inggris untuk Tulisan-tulisan Dr. Ki Dong Kim.
Today’s Bereans 2006 Vol.2 No.2
Diterjemahkan oleh Peter A. Budiono

Kata Sambutan - Ketua Umum Indonesian Berean Fellowship

Langkah pertama kita dalam kehidupan iman adalah pertobatan, dapat juga dikatakan bahwa pertobatan adalah pintu gerbang kita bertemu Allah seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:38 . Gereja masa kini hampir melupakan mengenai pertobatan, padahal setelah kita lahir baru kita perlu disucikan terus-menerus sampai kita meninggalkan tubuh ini (1Yohanes 1:6-10). Cara kita supaya terus-menerus dipenuhi dengan kasih karunia Tuhan adalah pertobatan. Maka saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena Bereans News ke-lima ini mengambil tema Pertobatan supaya kita diingatkan lagi pentingnya arti pertobatan.

Iman tanpa pertobatan adalah sia-sia dan ibadah tanpa pertobatan juga adalah sia-sia, dan tanpa pertobatan kita tidak bisa menerima pengampunan dosa dan tidak bisa menerima Roh Kudus. Jadi sungguh kita harus memahami dan mengerti betapa pentingnya pertobatan itu. Tuhan kita pada awal pelayanan-Nya selalu berseru “Kerajaan Allah sudah dekat; Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”(Markus 1:15).


Kita juga dapat bersyukur karena gerakan Berea sampai saat ini terus bergema keseluruh tanah air, dan melalui IBF kita juga sudah mengadakan seminar di Papua, bagian paling Timur dari Negara kita pada akhir September 2007 yang lalu, sebagai langkah awal bagi gerakan Berea di Papua yang mayoritasnya beragama Kristen. Seminar diadakan di kota Jayapura dan ManokwarI, dan banyak para peserta dari berbagai denominasi mendapat berkat melalui seminar yang mengambil tema “Nama Allah”.


Seminar di Jayapura adalah juga sebagai pembuka jalan bagi rencana seminar Dr. Kim Ki Dong tahun depan. Memang masih banyak wilayah di Indonesia yang belum kita datangi untuk menjadikan ladang tempat kita menaburkan firman Kebenaran, dan itu sudah menjadi tugas kita bersama untuk bekerja lebih keras, karena sebagai orang-orang Berea kita akan dituntut Tuhan dua kali lipat, jadi jika kita tidak bekerja, nantinya pada waktu kita bertemu Tuhan kita pasti akan diadili. Karena itu sebagai peserta Akademi Berea maupun alumni, marilah kita bekerja bersama-sama dalam wadah yang sudah dibentuk yaitu IBF untuk menggerakkan gerakan Berea ke seluruh Indonesia. Dan daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi sedang menunggu kita, supaya Injil kebenaran dapat mereka dengar juga.


Saya mengucapkan terima kasih kepada team Bereans News yang telah bekerja keras dalam penerbitan edisi Nopember 2007. Biarlah Tuhan kita yang akan membalas segala jerih payah team Bereans News ini. Semoga dalam terbitan Bereans News yang akan datang semakin baik dan sempurna. Tuhan Yesus memberkati.

Ketua Umum
Indonesian Bereans Fellowship (IBF)
Mayjen. TNI (Purn.) Pranowo

Jadwal Ibadah Berea


AIr Hidup - Hati yang di cari Allah

Allah yang kita sembah murah hati. Kita sering mendengar mengenai sifat Allah sebagai yang murah hati. Tetapi mereka hanya mendengar saja, namun tidak mengerti. sehingga hubungan kita dengan Allah tidak kokoh dan kekal. Kita harus mengenal mengapa Dia murah hati, lalu harus bersandar kepada-Nya.

Manusia tidak bisa bertemu Allah. Manusia tidak dapat bergaul dengan Allah. Allah tidak memperoleh apapun dari manusia. Tidak ada yang dicari Allah di dalam manusia. Tidak ada apapun secara mutlak. Maka Alkitab berkata tidak ada orang benar, satu pun tidak. Telah dikatakan tidak ada orang benar, satu pun tidak. Jika kita bukan orang benar tidak mungkin bertemu dengan Allah. Hal tidak ada orang benar itu adalah diagnosa Allah. Manusia ingin bertemu Allah dengan kebanggaan sebagai orang kaya atau orang yang terpelajar. Demikian menampilkan diri di hadapan Allah. Tetapi hal-hal demikian bukanlah yang dicari oleh Allah. Apapun tidak ada yang berkenan kepada Allah di dalam manusia. Oleh karena itu Allah mengerjakan pekerjaan khusus bagi manusia. Maka Allah mengutus Anak-Nya ke dunia.

Kita percaya Yesus itu sebagai siapa? Ada yang percaya Yesus sebagai orang hebat. Dengan pandangan dunia Yesus adalah orang hebat, tetapi... jika saudara percaya Yesus sebagai orang yang hebat, saudara tidak bisa diselamatkan. Yesus bukan seorang yang terkenal, melainkan Dia adalah yang diutus Allah. Maka kita percaya Yesus itu sebagai siapa? Kita percaya Yesus sebagai Kristus. Kristus artinya yang diutus Allah, yaitu Ia yang dipilih lalu diurapi dan diutus. Saudara akan memperoleh hidup dan keselamatan dengan cara percaya Dia sebagai yang diutus Allah. Kita percaya Yesus itu sebagai siapa? Kita percaya Dia sebagai yang diutus Allah yaitu Kristus, baru kita memperoleh keselamatan.

Maka ketika kita dibaptis, kita percaya Yesus itu sebagai siapa. Jika kita mengakui Yesus sebagai Kristus baru kita layak dibaptis. Tetapi jika percaya Yesus sebagai orang yang hebat, atau Yesus adalah orang yang terkenal, tentu kita tidak memperoleh hidup. Kita harus mengenal bahwa mengapa Allah mengutus Dia kepada kita.

Manusia tidak boleh maju di hadapan Allah. Manusia tidak memiliki kebanggaan apapun di hadapan Allah. Allah sudah mematikan manusia. Firman-Nya upah dosa adalah maut, Di taman Eden Allah telah berfirman :jika kamu makan buah pengetahuan baik dan jahat, pasti engkau “mati". Itu bukan berarti karena kamu makan buah itu, racunnya buah itu mematikan kamu. "Pasti engkau mati" itu artinya pasti Allah mematikan kamu. Allah, Dialah mematikan. Allah mematikan mereka yang berdosa atau melawan Allah dengan pasti. Karena Dia menciptakan kita, maka Allah memiliki hak untuk mematikan kita karena kita adalah milik-Nya. Mereka yang melawan dan tidak taat itu mati, itu bukan artinya ia menjadi kering secara perlahan dan akhirnya mati, melainkan Allah pasti mematikan kamu. Allah tidak membatalkan ucapan yang keluar dari mulut-Nya. Oleh sebab itu Allah tidak bisa menghidupkan mereka yang berdosa dan tidak taat.

Maka sebagai cara yang lain Allah mengutus Yang menyelamatkan manusia. Mengutus Kristus. Maka Kristus diutus Allah, dan oleh karena Kristus... Bagaimana kita memperoleh hidup dan keselamatan? Kita tidak memiliki kebenaran. Maka supaya kita dibenarkan oleh karena Kristus di hadapan Allah, Sepertinya menjahit baju dan dikirmkan untuk kita.

Waktu saya kecil, di desa saya, jika seorang gadis yang dikawini tetapi karena terlalu miskin, tidak ada baju yang dipakai untuk pesta. Maka keluarga mempelai laki-laki yang kaya menjahitkan baju dan mengirimkannya kepada gadis itu. Lalu ia pergi ke pesta, saya sering melihat hal demikian di desa. Seperti itu, Allah mengutus Yesus agar kita menggunakan Yesus. Maka Roma 13:13-14 mengatakan, kenakanlah Yesus Kristus sebagai pakaian. Kenakan Yesus sebagai pakaian.

Dulu, di belakang ada kali yang terbuka dan dipinggir sebelah kiri dan kanan kali itu ada banyak rumah kumuh. Tetapi daerah itu kena banjir dan sesudahnya kebakaran, sehingga habis semua. Karena terbakar semua, mereka tidak bisa melakukan apa-apa, maka baju istri saya yang sewaktu pernikahan dikirim kepada mereka, dan sesudah mereka memakainya, mereka dapat dibawa ke gereja dan menumpang disana.

Allah mengirim pakaian yang benar bagi kita. Maka kita maju di hadapan Allah sesudah mengenakan baju itu. Maka kita bersandar kepada Kristus dan mengenakan Kristus, lalu maju di hadapan Allah. Selain dengan cara itu kita tidak mungkin maju di hadapan Allah. Makin kita memegahkan kebenaran kita di hadapan Allah, makin jauh dari Allah. Di hadapan Allah kita tidak memiliki kebenaran, kita tidak bisa memegahkan kebenaran apapun dihadapan Allah. Maka cara kita memperoleh hidup di hadapan Allah ialah kita mengakui kita tidak memiliki kebanggaan apapun.

Apa itu manusia? Di dalam ayat 7, berkata "Dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Maka kita telah menjadi orang berdosa. Karena di dalam kandungan ibu sudah dikandung sebagai orang berdosa. Sebelumnya ibu yang mengandung kita, mengandung kita dalam dosa. Sering kita mengatakan dengan nada menyalahkan Adam, "Adam berbuat dosa di taman Eden". Demikian kita berdalih karena Adam, tetapi kita sudah ditentukan sebagai yang dimatikan Allah di dalam Adam. Karena tidak taat, malah menolak dan melawan Allah. Kita semua adalah orang berdosa. Kita harus mengakui hal itu. Hal kamu masuk ke sorga dan hidup itu bukan dengan milik kamu. Tetapi hidup dengan kebenaran Allah. Maka iman disebut sebagai kebenaran Allah.

Ada banyak orang yang unggul dan hebat di antara manusia. Meskipun ada banyak orang hebat, tetapi supaya hidup dengan kebenaran Allah, para pengikut agama mempersembahkan korban dengan kesungguhan mereka. Maka mereka memberi korban dengan mengumpulkan kebenaran mereka. Tetapi Allah berkata tidak ada orang benar, upaya dan keyakinan manusia tidak ada artinya di hadapan Allah. Maka kita diperintahkan supaya maju di hadapan Allah dengan mengenakan kebenaran yang diutus Allah.

Mereka begitu mendengar banyak khotbah, baca alkitab, tetapi tetap tidak mengenal gambar kehendak Allah yang utuh. Yesus berkata, kamu jangan mencari apa yang kamu makan, memang soal makan itu juga penting. Allah sudah memberi matahari dan hujan untuk tubuh kita. Allah sudah menciptakan dan memberikan matahari, hujan dan cahaya. Soal makan itu penting. Ketika kita haus, soal minum untuk melepas dahaga atau minum apa itu penting. Hal pakaian penting. Apakah kamu susah karena tidak ada makanan? Penderitaan itu adalah satu hari kesusahan. Apakah kamu menderita karena tidak ada minuman, itu hanya satu hari kesusahan? Apakah kamu menderita karena tidak ada pakaian, kamu akan malu hanya dalam satu hari?

Tetapi kalau kamu tidak memiliki kebenaran sorga, kamu akan menderita dan terkutuk selama-lamanya. Yesus susah hati akan kita yang berusaha untuk menghindari kesusahan sehari tetapi tidak untuk kesusahan yang kekal. Makan apa, minum apa, pakai apa itu kesusahan untuk sehari, demikian Yesus berfirman. Tetapi jika tidak memiliki kebenaran itulah kutuk yang kekal. Kebinasaan kekal dan kematian kekal. Maka kita diajak agar mencari kebenaran sorga. Maka kenakanlah baju yang dijahit untuk kita. Maksudnya terimalah kasih karunia yang dikirim Allah. Maka siapapun secara tubuh tidak boleh bangga di hadapan Allah. Maka bersandarlah kepada Yang diutus Allah. Maka kita sedang menjalankan kehidupan bergereja itu supaya kita bersandar pada kasih karunia dari Kristus yang diutus oleh Allah.

Bagaimana cara kita bersandar dengan kasih karunia yang diutus Allah? Kita diperintahkan supaya kita bersandar kepada Yang dikasihi Allah. Maka hal kita tidak merindukan kepada Yang diutus oleh Allah itu..itu artinya ia tidak memiliki pengharapan akan hidup. Jika begitu bagaimana? Semua orang sibuk dengan urusan makan apa, minum apa, pakai apa, istri atau anaknya makan apa minum apa, pakai apa,yang mana hal itu adalah kepentingan sehari. Tetapi kepentingan roh jiwa itu kekal. Jika seseorang mati pada hari itu, itu persoalan untuk hari itu. Tetapi masalah roh jiwa itu adalah yang kekal. Maka iman yang diberi oleh Allah dianggap sebagai yang benar, oleh sebab itu diajak agar kita memiliki iman Allah.

Ketika kita memiliki iman bukan dengan cara mengaku dengan mulut “aku percaya, aku percaya”, tetapi ada urutan memperoleh iman. Itu artinya “akuilah dirimu sebagai orang berdosa”. I Yoh 1 mengatakan, jika kamu tidak mengakui diri sebagai orang berdosa tidak mungkin bergaul dengan Allah. Dari awal orang demikian tidak mungkin bergaul dengan Allah. Orang yang berpacaran tidak bisa bergaul dengan pacarnya jika dia membongkar semua rahasia. Maka kedua pihak menyembunyikan semua hal-hal yang jelek dan berusaha untuk memperlihatkan hanya yang bagus. Tetapi dengan Allah tidak boleh dengan cara seperti itu. Dengan Allah harus memperlihatkan semua apa yang ada di dalam diri kita.

Tetapi jika seseorang memberitahukan semuanya kepada isteri karena ia percaya Yesus, maka perkawinan mereka akan menjadi berantakan. Bukan arti demikian, dengan Allah harus memperlihatkan semua, tetapi dengan pasangan saudara sembunyikanlah sesuatu yang harus disembunyikan. Dengan Allah tidak boleh ada yang disembunyikan. Akuilah dengan jujur aku adalah orang berdosa, pengakuan itu bukanlah suatu acara atau aksesoris di dalam kehidupan iman. Pengakuan itu adalah yang penuh dengan kesusahan hati dan hati yang remuk dan patah.

Misalnya ketika anak saudara ikut ujian saringan universitas, namun gagal. Pada saat saudara tahu ia gagal, betapa besar dampaknya, lalu menjadi susah hati. Mungkin hampir mati rasanya. Hal itu tidak bisa dibandingkan karena itu adalah kesusahan sehari. Tetapi masalah dengan Allah adalah kebinasaan kekal, neraka kekal.

Ada yang berkata sesudah mati bagaimana kita tahu ke neraka? Tetapi orang ke neraka, masuk kesana sesudah ia mati. Maka upah dosa adalah maut itu artinya Allah akan membinasakan kamu dengan pasti. Seperti Allah membinasakan Iblis, Allah membinasakan, mematikan semua mereka yang telah masuk kepada Iblis. Allah adil. Allah bekerja bukan dengan perasaan tetapi dengan peraturan. Maka yang benar saja yang hidup, orang berdosa mati, orang benar saja hidup. Allah mengutus kebenaran yang menghidupkan. Allah menganggap iman saja yang benar. Dengan iman saja dapat hidup, “milikilah iman”, demikian firman-Nya.

Apa iman itu? Ialah pengakuan “aku adalah orang berdosa”, waktu kita mengaku sebagai orang berdosa harus dengan hati yang hancur. Keadaan kita sebagai orang berdosa betapa ngeri dan menggetarkan dan begitu menakutkan kita, Maka akuilah “aku ini adalah orang berdosa”, dengan gemetar dan hati yang hancur dan patah. Dengan hati yang gemetar mengakui “aku adalah orang berdosa”. Jika mengatakan “aku bukan orang berdosa, aku tidak membuat dosa”, tidak mungkin sama sekali bisa bergaul dengan Allah. Jika berkata “aku tidak berbuat dosa”, kebenaran tidak ada di dalamnya. Maka pasti ada banyak urusan yang penting dan doa itu penting, tetapi kita harus menghitung apa yang dicari oleh Allah dahulu. Yaitu kita harus membawa hati yang hancur dan patah itu kepada Allah, Apa yang dicari oleh Allah...adalah ibadah. Memang ibadah penting, namun korban bakaran yang dicari oleh Allah adalah hati yang remuk dan patah.

Allah tidak mencari korban bakaran, saudara salah benar bila berpikir Allah berkenan atas sejumlah besar uang yang dibawa oleh orang berdosa. Allah mencari hati yang hancur dan patah. Dengan hati yang hancur, jika ia mengakui dosa dengan takut dan gentar, maka Allah akan mendengarkan dia. Jika Allah mendengarkan pertobatan demikian, hal-hal yang lain juga akan didengar dan dihiburkan. Allah menyediakan urutan demikian. Tetapi banyak orang penuh dengan kebenaran manusia, tetapi tidak ada hati yang hancur dan patah. Jika demikian kebenaran Allah tidak bisa berada di dalam hati mereka. Yang diutus oleh Allah itu menjadi sia-sia.

Dia yang diutus oleh Allah lalu mati di kayu salib itu tidak boleh menjadi sia-sia. Hal Dia mati itu untuk memuaskan seratus persen apa yang diperlukan oleh roh jiwa kita. Jalan roh jiwa kita untuk hidup ialah hanya kematian-Nya. Maka roh jiwa kita memerlukan bukan sebagian tetapi semua kematian Dia.

Saya selalu bersukacita dan bersyukur sejak saya menjadi orang kristen sampai saat yang menuju garis akhir ini. Jikalau saya mengenal pertobatan, puluhan tahun setelah saya menjadi orang kristen, pasti tidak seperti sekarang ini. Tetapi mulai minggu pertama saya mendengar bahwa harus bertobat, bertobatlah! terus menerus, sehingga saya sendiri tidak tahu sampai mana bertobat sehingga saya menjadi gelisah. Akhirnya saya mengakui “aku ini orang berdosa", “aku ini orang berdosa" sambil gemetar, demikian sangat bergumul, akhirnya menerima kasih karunia. Maka kasih karunia yang berkelimpahan itu mengalir sampai saat ini.

Kita semua harus lewat iman itu. Apakah kamu harus meminta sesuatu dengan segera? Memang doa itu harus segera. Doa yang dikehendaki Allah ialah dengan hati yang hancur dan patah. Memang penting apa yang kita perlukan selama kita hidup di dunia, tetapi Allah mencari hati yang hancur dahulu. Jika kita tidak mengakui diri sebagai orang berdosa, namun meminta sesuatu, Allah menutup telinga-Nya. Yes 59:1-3 mengatakan, tangan Allah tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendegaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar, tetapi dosa kita itu memisahkan kita dengan Allah. Maka kita harus mengakui dahulu “aku adalah orang berdosa”.

Pertobatan itu sesuatu yang memalukan di hadapan manusia, tetapi di hadapan Allah tidak demikian. Jika kita tidak malu di hadapan Allah satu kali, kita tidak memperoleh kesempatan lagi. Maka pada waktu kita bisa bertobat kita harus bertobat, jika tidak, tidak akan datang lagi kesempatan itu. Saya selalu ingin berbicara kepada jemaat meskipun kita mati malam ini, kita harus mati di tengah kepenuhan kasih karunia.

Ada orang sewaktu ia mulai kehidupan imannya beberapa tahun ia penuh Roh Kudus, tetapi sesudahnya hilang kepenuhannya sehingga kasih karunia maupun iman pun hilang, karena dia menjadi malas dan ia menjadi seperti baju yang usang. Orang demikian tidak ada faedahnya, Tetapi Allah mencari kita yang mengakui Allah pada saat terakhir. Tetapi jika seseorang hilang iman, roh-roh jahat dan najis, menghalanginya supaya ia jangan kembali kepada iman yang sesungguhnya. Akhirnya dia cape dan tidak bisa menjadi penuh dengan Roh Kudus lagi, demikian ia akan mengakhiri kehidupan. Tetapi pada saat kita mati kita harus seperti Stefanus atau Yesus, "Aku serahkan roh jiwaku ke dalam tangan Bapa".

Kita harus mempersiapkan diri supaya jika kita meninggal dunia pada saat paling penuh dengan Roh Kudus. Karena saya mengenal kebenaran maka saya sering berkata aku mau mati dengan keadaan seperti itu. Tetapi dikira jemaat bahwa Pdt. Kim ingin mati. Itu bukan artinya saya ingin mati. Tetapi saya mau mati seperti itu pada saatnya saya mati. Bukan artinya saya ingin mati tanpa kematian yang mulia. Kalau saya tidak memiliki kasih karunia dan iman, saya tidak mau mati. Saya mau mati ketika saya penuh dengan iman. Karena tidak ada kesempatan lagi saya kembali ke dunia, maka saya masih diberikan kesempatan oleh Allah di dunia ini. Waktu saya bisa menerima kasih karunia tanpa batasan, saya harus menerima kasih karunia. Oleh sebab itu kita harus berdoa sesuai kehendak Allah.

Kita baca Maz 51:18-19 bersama-sama 2 kali. Apa itu hati Allah akan kita?

Kita baca bersama...Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Sekali lagi...Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Allah tidak menghina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Ketika Yesus mengajar doa Bapa kami kepada kita, ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni kesalahan orang lain. Seperti aku mengampuni orang lain itu bukan berarti kita membanggakan diri karena mengampuni dosa orang lain, tetapi ampunilah dosaku seperti itu. Demikian kita harus mendapat pengampunan dosa, dapatkanlah pengampunan dosa. Saudara! supaya mendapat pengampunan dosa, hadapilah Allah dengan hati yang hancur dan remuk. Jika orang tidak takut dengan dosa, sebenarnya ia bukan denga hati yang hancur dan patah.

Maka kita harus tahu dosa itu betapa ngeri dan menggetarkan. Waktu kita berdoa dengan suara keras, jangan berdoa dengan formalitas, tetapi hadapilah Allah dengan hati yang patah. Orang berdosa itu bukan artinya ia akan kering secara berangsur-angsur, tetapi akan dibunuh oleh Allah. Pasti Allah akan mematikan kamu. Karena Allah bukan manusia, tidak berdusta dan tidak menyesal. Jika satu kali Ia mengucapkan sesuatu, tidak lupa dan tidak mengabaikan, tetapi tetap melaksanakannya. Maka kita harus ingat Dia yang diutus untuk menyelamatkan kita. Mari kita berdoa, bertobatlah!

Seminar di Jayapura dan Manokwari




Buku-buku karangan Rev. Dr Kim, Ki Dong bisa dibeli di toko buku berikut


Bersama Rev. Dr. Kim Ki Dong
pada retreat Berea “Teori Pemusnahan Iblis”
27-30 Juni 2007, di Lembang, Jawa Barat

Pertanyaan 1: Bagaimana kesan Bapak terhadap gerakan Berea di Indonesia yang sudah dilakukan selama sebelas tahun melalui seminar-seminar, Akademi Berea dan Gereja Berea?
Jawab: Meskipun jumah orang Berea tidak banyak di Indonesia, saya sangat terkesan karena mereka begitu bekerja keras dari negara lain. Orang Berea di Indonesia sangat serius, memang ada juga orang yang pasif tetapi saya lihat ada yang sangat aktif dan semangat. Saya pergi ke seluruh dunia dan sering memperkenalkan gerakan Berea Indonesia yang sedang berkembang dengan cepat,. Indonesia sepertinya sebuah model Berea di Asia. Saya yakin gerakan Berea di Indonesia akan menjadi model bagi gerakan Berea di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Saya merasa senang dan bangga.

Pertanyaan 2: Kami sangat ingin memperoleh pesan-pesan dari Bapak bagi kami yang sedang menggerakkan gerakan Berea di Indonesia. Apa pesan-pesan dari Bapak terhadap kami?
Jawab: Sebenarnya saya sendiri harus belajar gerakan Berea yang terjadi di Indonesia, maka saya tidak bisa bicara secara singkat harus bagaimana, karena setiap negara itu mempunyai lingkungannya sendiri, maka penduduk asli sendiri mengenal bagaimana mereka mengatasi masalah yang ada di dalam negaranya, orang luar tidak boleh menguasainya. Pikiran saya, cara-cara misi yang saudara pakai jangan seperti cara zaman dahulu, saya hanya menyediakan firman atau melalui seminar seperti ini saya menolong saudara, tetapi harus orang asli sendiri mengenal strategis misi Berea untuk Indonesia, orang Indonesia disini lebih tahu bagaimana menggerakkan gerakan Berea di Indonesia, maka saya sendiri harus belajar dari saudara. Yang paling bagus itu, orang asing harus belajar dari orang asli, maka saudara sendiri harus menjadi orang Berea yang sesungguhnya. Kalau saya mengajak saudara kamu harus begini, kamu harus begitu, itu sebenarnya tidak ada efeknya. Apabila ada dua pilihan mengenai suatu keputusan, saya bisa memberi suatu nasehat menurut pikiran saya, apabila kamu pilih ini kelihatannya lebih bagus, demikianlah saya dapat memberi nasehat. Oleh karena itu diantara orang Berea Indonesia harus ada orang yang memiliki inspirasi seperti saya.

Pertanyaan 3: Sejauh mana penekanan Bapak sendiri secara pribadi terhadap gerakan Berea di Indonesia? Apakah gerakan Berea itu menjadi prioritas pertama dan Gereja Berea itu akibat? Bukan untuk mendirikan Gereja?
Jawab: Gerakan Berea itu bukan gerakan yang harus mendirikan gereja. Kita bukan gerakan denominasi, kita mengajak semua orang Kristen itu mengikuti gerakan Berea secara interdenominasi, tetapi apabila mereka mau berkumpul di Gereja Berea, kita harus menampungnya.

Interview - Rev. Steven Song, Director BII Seoul Korea

Bersama Rev. Steven Song
Direktur Berea International Institute - Seoul Korea

Pertanyaan 1: Bagaimana anda melihat atau membandingkan Gerakan Berea di Indonesia dan Gerakan Berea di luar negeri, di luar Indonesia?
Jawab: Saat ini kita sedang bekerja di seluruh dunia, kira-kira 40-50 negara- negara di Asia, Eropa, Amerika dan di Afrika. Dan Gerakan Berea Indonesia lebih maju dibandingkan negara lain karena, kita di Indonesia memiliki misionaris Pdt Koh. Ia menjadi pusat dan berakar dan ia memberikan kuasa untuk menyebarkannya dan saya datang setiap tahun ke Indonesia saya melihat dan menyaksikan dan saya senang bahwa kita memenangkan jiwa-jiwa satu persatu dan kita mempunyai jemaat, para orang kudus, para pelayan dan para pekerja. Dan kita juga telah memulai Akademi Berea juga di sini. Jadi hal itu sangat menjanjikan ketika mereka membangkitkan para murid, saat mereka konsentrasi pada pengajaran. Hal itu bukan hanya untuk memperoleh teman, tetapi saat mereka berkumpul bersama dalam Firman Tuhan, hal itu memberikan kuasa untuk melangsungkan gerakan ini, jadi semua persekutuan bukan hanya sampai saat ini saja tetapi saya berharap dan berdoa bahwa hal itu harus memberi lebih banyak kuasa dan dapat mengerjakan pekerjaan besar dimasa depan juga. Ini adalah benar-benar salah satu yang paling maju, paling berkembang, dalam pelayanan Berea.

Pertanyaan 2: Besok kita akan mengadakan wisuda peserta Akademi Berea 41 orang. Bagaimana anda membandingkan hal ini dengan negara lain seperti India, Brazil
Jawab: Memang disana ada lulusan Akademi Berea juga. Mereka adalah para hamba Tuhan yang setia, meskipun banyak penganiayaan dan kadang kala ancaman mereka sungguh-sungguh ingin kembali ke Alkitab dengan ingin menyerupai Alkitab dan berjuang untuk mengatasi ancaman dari kuasa denominasi-denominasi. Orang Berea ….. adalah satu di dalam Yesus maka kita harus di tantang bersama-sama.
kepada mereka.
Pertanyaan 3: Bagaimana pendapat anda tentang tantangan yang dihadapi oleh Gerakan Berea, apakah yang menjadi tantangan untuk lulusan Akademi Berea dan Gereja Berea Biblikal?
Jawab: Ini baru permulaan saja bahkan wisuda bukanlah akhir, bukanlah tahapan terakhir. Kita baru saja mulai dan kita baru saja melangkah ke dunia. Kita pikir sampai Tuhan Yesus datang, sampai kita berdiri di muka Tuhan, kita tidak begitu saja menyerah. Kita tidak boleh tertinggal di belakang, kita perlu bergerak maju ke depan dan menjadi yang mengabdi Allah. Maka kita seharusnya tidak memberikan tempat kita kepada dunia, masyarakat ini kepada Iblis. Kita tidak hanya bersaing satu sama lain dengan daging tetapi semua orang, kita harus berdiri di depan Tuhan, kita harus membiarkan iman ini bekerja di dalam kita. Mari kita pertahankan. Kita semua akan bertemu di sorga dalam kemuliaan-Nya. Seperti semua orang Berea di semua sudut dunia.

Pertanyaan 4: Apakah ada program khusus atau rencana khusus untuk Gerakan Berea, Akademi Berea dan Gereja Berea di Indonesia?
Jawab: Tentu saja. Sekarang kita mempunyai Gereja Sungrak Indonesia dan juga Akademi Berea dan kita mempunyai gereja cabang lebih banyak dan kita mempunyai Indonesian Bereans Fellowship. Kita akan memperluas semua ini lebih dan lebih lagi. Kita akan lebih berkonsentrasi pada pengajaran Akademi Berea dan kita akan mempunyai murid-murid Berea yang sejati dan mungkin kalau kita sudah memiliki banyak lulusan Akademi Berea kita akan mengadakan seminar khusus untuk para lulusan dan kita akan mengadakan pelayanan dengan semua lulusan Akademi Berea. Dan segera kita harus berdoa untuk (adanya) Seminari di Indonesia untuk mendidik para pendeta, para pemimpin Akademi Berea.

Lembang, 29 Juni 2007
Pewawancara: Olvo Ticoalu

Kesaksian - Hanya karena nama buku

Pada akhir bulan Nopember 2004 saya kena serangan jantung di kota Pangkal Pinang - Pulau Bangka. Dan dibawa ke rumah sakit jantung Harapan Kita di Jakarta. Langsung masuk ruang ICU selama 4(empat) hari dan harus mengalami perawatan seminggu. Ternyata saya kena jantung koroner. Tiga pembuluh darah utama sudah tersumbat, masing-masing pembuluh darah ke 1=100%, ke 2=85% dan ke 3=65%. Jadi saya harus dioperasi secepatnya, tapi karena belum ada persiapan, maka saya minta izin kepada dokter untuk pulang ke Pangkal Pinang 1 minggu. Lalu saya pulang ke Pangkal Pinang, satu minggu kemudian, tepatnya 1 Desember 2004, saya kembali lagi ke Jakarta, membawa segala persiapan untuk operasi termasuk uang.

Tanggal 12 Desember 2004 saya tiba di Jakarta jam 11.00 siang, jadi hari itu tidak mungkin langsung ke rumah sakit, harus besoknya. Saya menginap di Jalan Batu Ceper, sekitar jam 12.00 saya ke Gajah mada Plaza ke toko buku rohani – tempat langganan saya mencari buku-buku rohani, terutama buku karangan Dr. Kim Ki Dong. Saya mendapat buku Anak Manusia Datang dan mulai membacanya. Ada seorang pria yang memperhatikan gerak-gerik saya. Dan dia menyapa saya apakah bapak membaca buku itu? Ya jawab saya. Penulis itu guru saya seraya memperkenalkan diri. Saya Sudharta Wirija alumni dari Akademi Berea Indonesia.


Selanjutnya dia menginjili saya, ada sekitar setengah jam.. Kemudian saya menceritakan keadaan saya, saya datang ke Jakarta untuk operasi jantung. Lalu dia menganjurkan saya untuk menemui Ibu Pdt Yohana Koh untuk didoakan. Pak Sudharta memberikan nomor telepon dan alamatnya. Sorenya saya langsung menelepon , puji Tuhan beliau bersedia menerima saya, dan malamnya saya datang.


Setelah diterima Ibu Pdt. Yohana Koh, selama dua jam saya diberi firman Tuhan, lalu didoakan dan menerima Roh Kudus. Saat dan detik ini, bapak telah sembuh oleh bilur-bilur Yesus. Puji Tuhan, setelah pulang saya dan anak-anak berunding kalau kita percaya Yesus, berarti besok tidak usah ke rumah sakit sebab kalau kita ke rumah sakit, berarti kita tidak percaya Yesus. Lalu saya mengambil keputusan bulat, besoknya saya tidak pergi kerumah sakit jantung Harapan Kita untuk operasi. Tetapi langsung pulang ke Pangkal Pinang, dan puji Tuhan penyakit jantung saya sembuh total. Sampai saat ini saya tidak konsumsi obat jantung lagi. Dan Retreat Berea Juni 2006 dan Juni 2007 di Lembang saya ikut dan bertemu dengan ibu Pdt. Yohana Koh dan Dr. Kim Ki Dong.
Terima kasih Tuhan Yesus.

Papa Coa Kui Sun (Ikti Hasan)
Pangkal Pinang

Kesaksian - Yesus lah Juru Selamatku !

Saya dan istri bersyukur karena mengenal kebenaran Allah melalui gerakan Berea dan gereja Berea. Keluarga saya sungguh mengalami kebenaran Allah, Kebenaran Allah adalah Harga diri Allah, dan Allah tidak akan pernah mengingkarinya. Melalui kebenaran Allah kita mengenal Allah.. Beberapa bulan lalu istri saya positif hamil, dan pada bulan yang ke 5 kehamilannya, istri saya terjatuh di aspal sepulang makan siang, saat itu hanya sakit di sekitar pinggul saja, tetapi pada bulan yang ke-7, isteri saya tiba-tiba mengalami kesakitan yang amat sangat di sekitar pinggul, saya dan isteri mengira hanya sakit yang dikarenakan kandungan yang sudah berat, tetapi setelah beberapa hari sakitnya semakin parah, bahkan istri saya tidak dapat bangun dari ranjang, akhirnya kami memutuskan untuk ke rumah sakit, di rumah sakit pun istri saya harus mengunakan kursi roda karena tidak kuat berjalan.

Setelah mendiagnosa istri saya, dokter menyimpulkan ada indikasi HMP (saraf terjepit) karena terjatuh dan disarankan untuk melahirkan secara cesar. Karena sedang hamil maka isteri saya tidak diberi obat-obatan, hanya obat penghilang rasa sakit untuk 2 hari. Keesokan harinya pada saat doa malam, saya menceritakan tentang isteri saya pada Ibu Pdt.Yohana Koh, dan ibu Koh mengatakan supaya isteri saya mengakui terus menerus “YESUSLAH JURUSELAMATKU”. Sepulang dari doa malam saya dan isteri berdoa dan mengusir roh kotor. Semalaman pula isteri saya mengakui “Yesuslah Juruselamatku”. Pagi harinya pada saat kami bangun untuk doa pagi, isteri saya berkata sebelum bangun ia seperti mendengar suara “kretek” di bagian panggulnya, dan sakit dipinggulnya hilang. Sungguh hanya dengan mengakui “Yesuslah Juruselamatku” isteri saya disembuhkan..

Tetapi menjelang bulan ke-9 kehamilan isteri saya, dokter kandungannya mengatakan harus caesar karena ada catatan rumah sakit kalau istri saya terdapat indikasi HMP, bahkan dokter tsb mengatakan dapat lumpuh bila tetap ingin normal, setelah saya menjelaskan kalau istri saya tidak sakit lagi, maka dokter tsb bersedia untuk melahirkan normal apabila saya menandatangi surat yang menyatakan saya mengetahui konsekwensi istri saya dapat lumpuh bila lahir normal, lalu istri saya di periksa lagi di ruang bersalin, dan saat itu dokter mengatakan kalau istri saya harus 100% caesar karena bayinya terlilit tali pusat sehingga tidak dapat turun. Sehingga paling lama minggu depan bayinya sudah harus dikeluarkan melalui caesar. Saat itu saya dan istri sudah pasrah, keyakinan saya runtuh untuk istri saya melahirkan normal, hanya tersisa iman kepada Yesus. Semalaman kami berdoa, dan doa pagi juga berdoa untuk dapat melahirkan normal, kami terus mengakui “Yesuslah Juruselamat kami dan bayi kami”. Dibantu oleh gereja yang mendoakan kami di doa pagi, Tuhan membuka jalan, di tengah minggu kami dipertemukan dengan dokter lain yang ahli dan ditengah ketidakpastian kami memutuskan untuk menganti dokter kami dengan dokter ini, setelah di USG 4 dimensi memang terlihat lilitan di leher bayi, tetapi dokter tsb berusaha tetap untuk dapat lahir normal. Hari seninnya sehabis doa pengerja, Ibu pdt.Koh mendoakan istri saya dan juga mengusir roh kotor.

Malam itu kami berdoa dan mengakui “Yesuslah Juruselamat kami”, kami juga mengakui bahwa kami adalah orang benar oleh karena Yesus, bahkan di hadapan malaikat kami mengakui kami adalah orang benar, Doa orang benar PASTI dijawab oleh Allah. Selasa malam kami cek lagi ke dokter tsb, ternyata sudah pembukaan 2, tetapi bayinya belum turun, malam itu juga jam 20.00 istri saya disuruh ke ruang bersalin dan dipancing dengan proses iduksi, karena biasanya memakan waktu 20 jam sampai pembukaan 9, maka saya pulang dulu dan berdoa malam itu untuk istri saya, saya terus mengakui “Yesuslah Juruselamatku” berulang ulang. Jam 5 pagi saya ditelepon untuk datang karena sudah pembukaan 8, sepanjang jalan saya berdoa Bapa Kami dan mengakui beulang ulang “Yesuslah Juruselamatku”. Puji Tuhan sampai disana istri saya sudah melahirkan putri kami secara normal. Dokter mengatakan ada lilitan di leher bayinya, tetapi istri saya berjuang keras untuk melahirkan normal. Istri saya yang memiliki iman kepada Yesus, Yesus pulahlah yang menyelamatkannya. Keluarga kami yang mengalami Kebenaran Allah, Kebenaran Allah adalah untuk Anak-Nya, membinasakan iblis dan mengaruniakan Kasih karunia melalui Yesus. Mengusir roh kotor yaitu membinasakan pekerjaan iblis termasuk kebenaran Allah dan mengakui sebagai yang benar oleh karena Yesus Kristus termasuk kebenaran Allah. Saudara ingatlah ”YESUSlah Juruselamatmu”..

Oleh Hansen Komala, Jemaat GBB dan peserta Akademi Berea.

Kontak Berea

Pentahbisan Mayjen (Purn) Pranowo sebagai Pendeta Misi Berea


CONGRATULATION!


Bapak Mayjen (Purn) Pranowo sudah di tahbiskan menjadi pendeta Misi Berea, 21 Oktober 2007 di Seoul Sungrak Korea oleh Rev. Dr Kim, Ki Dong beserta komite pentahbisan.










Ibu Pdt. Yohana Koh mendampingi Bpk Pdt. Pranowo pada upacara pentabhisan.

Seminar Youth Seoul - Korea

Puji Tuhan! Kami sungguh mengucap syukur kepada Tuhan Yesus kalau pada bulan Agustus lalu, kami mendapat kesempatan untuk mengikuti summer camp di Korea. Suatu perjalanan rohani yang memberkati roh jiwa kami. Adapun perjalanan rohani kami sehubungan dengan misi pengiriman mahasiswa/i Berea Academy Indonesia ke Seoul, Korea yang merupakan Negara asal Berea pusat berada.

Seminar pertama yang kami ikuti, diadakan oleh CBA (Campus Berea Academy) di Dok Jong dan berlangsung pada tanggal 7-10 Agustus 2007 dengan judul “Lord, Use Me!” Seminar ini diikuti sekitar 1000 peserta dan beberapa peserta asing dari beberapa negara seperti Kanada, Amerika, Belgia, Kongo, Tanzania dan Cekoslovakia. Beberapa pembicara yang melayani adalah Pdt. Kim Ki Dong, Pdt. Park Jong Hyun (Direktur CBA), Pdt. Nam (Gembala Sidang dari Gereja Sungrak di Cekoslovakia). Inti dari setiap pembicara adalah bahwa roh jiwa kita harus dipakai oleh Roh Kudus dan kita harus memberitakan Injil bukan hanya di negara sendiri tapi sampai seluruh dunia karena misi dari CBA adalah dunia (Matius 28:18-20).
Kami melihat para peserta serta pelayan yang kebanyakan dari kalangan anak muda ini sangat bersemangat dan sungguh-sungguh, mereka juga tekun dalam berdoa. Selesai khotbah biasanya kita berkumpul dalam GBS (Group Bible Study) dimana kita dapat sharing Firman dan bercerita tentang pertumbuhan rohani di negara masing-masing dan ditutup oleh doa bagi pokok-pokok doa tiap anggota GBS. Pada acara “Night of Grace”, sungguh kami berdecak kagum, bukan atas kuat gagah mereka tapi penyertaan Roh Kudus dan kuasa Yesus yang nyata dalam diri mereka. Meski masih muda tapi mereka sudah disertai tanda-tanda heran (2 Korintus12:12). Tidak sedikit dari mereka yang dapat mengusir roh-roh najis/roh-roh kotor/setan-setan (Matius10:1) dan beberapa dari mereka mendapat karunia menafsirkan bahasa roh. Banyak pendatang baru yang menerima Roh Kudus dan berbahasa roh.
Satu pengalaman baru bagi kami ketika tongue interpreter menafsirkan bahasa roh kami. Kami baru menyadari bahwa di dalam diri kita benar-benar ada suatu pribadi roh yang butuh berkomunikasi dengan Bapa. Setelah menerima Roh Kudus dan berbahasa lidah maka roh kita bukan lagi roh budak melainkan roh anak (Roma 8:15). Jika tidak berbahasa roh bagaimana cara berkomunikasi dengan Bapa kita sedangkan Allah adalah Roh (Yohanes 4:24). Maka ketika diterjemahkan roh kami selalu berseru “ Bapa.. Bapa..” dan apa yang roh kami butuhkan semuanya adalah hal rohaniah, haus akan pengenalan lebih lagi akan Yesus, dan bukan hal jasmaniah.

Seminar kedua diadakan oleh BWM (Berea World Mission) yang berlangsung dari tanggal 14-17 Agustus 2007 di Monsangpo, berjudul “Hope in the Lord” dengan ayat Mazmur 37:4”. Seminar ini diikuti sekitar 500 orang. Inti dari setiap pembicara adalah bahwa kita harus mempunyai pengharapan dalam Yesus. Dengan pengharapan inilah yang memacu kita untuk selalu melayani Tuhan dan melakukan perintah-Nya.

Karena harus kembali ke Indonesia tanggal 17 Agustus 2007 pagi maka Kamis malam kami sudah menuju guest-house yang berada di kota Seoul. Jumat (17/8-07) pukul 21.30, kami tiba di Indonesia. Perjalanan rohani ini memotivasi kami untuk menarik jiwa-jiwa terutama dalam lingkup perkuliahan. Dua belas hari memang bukan waktu yang lama namun banyak hal yang kami dapatkan dan ingin kami bagikan serta harus kami terapkan di Indonesia.





Penulis: Hardy Nurmadi dan Novika De Velas, Peserta Akademi Berea, Angkatan ke-6

Teladan, Konsep dan Cita-cita Gerakan Berea

I. Teladan Orang Berea (Kisah 17:11-12)
a. Rendah Hati
Orang Berea adalah orang Yahudi yang tinggal di Berea. Berea adalah kota di Yunani dengan penduduk kurang lebih 20.000 orang. Orang Berea lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika. Orang Berea mempunyai sikap hati yang seimbang, menerima firman yang dibawa oleh Paulus dan Silas. Mereka tidak menolak dulu tetapi mendengar dengan hati yang seimbang. Tidak keras kepala dan mengabaikan orang lain. Firman Tuhan mengajak kita harus menghormati orang lain dan menganggap orang lain penting.
b. Membaca Alkitab Setiap Hari.
Seperti firman Tuhan katakan: “Setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian”.
c. Mendapatkan Iman dari Alkitab.

Orang Berea adalah yang benar-benar menghormati Alkitab. Menerima Alkitab apa adanya, langsung menerima apa yang tertulis dalam Alkitab. Sehingga disebut “People of The Bible”. Mendapatkan iman dari Alkitab.

II. Konsep Gerakan Berea
a. Gerakan Gereja Perjanjian Baru (Kisah 2:1-4).
Bukan Gereja Katolik, Gereja Agama atau Gereja Konstitusi. Tetapi Gereja yang dilahirkan dan dibangun oleh Roh Kudus, dan dipimpin oleh Roh Kudus yang tidak dikuasai atau dikalahkan oleh alam maut.
b. Gerakan Menyerupai Alkitab (Yohanes 5:39)
Alkitab adalah buku mengenai Yesus Kristus. Kita harus menyerupai Alkitab, menyerupai Yesus. Melakukan apa yang diperintahkan Yesus.
c. Gerakan Kepemimpinan Orang Awam (Efesus 4:12-13).
Orang awam harus membangun Tubuh Kristus. Orang awam dilengkapi dengan firman Tuhan dan tanda-tanda heran karena merekalah yang membangun Gereja. Tidak memusatkan pada pemimpin saja seperti pendeta, tetapi seluruh jemaat ikut berperan aktif dalam pelayanan Gereja, membawakan firman Tuhan, mendoakan orang sakit, dan mengusir setan-setan/roh-roh najis. Alkitab diberikan Tuhan untuk mereka yang mau mengenal Allah.

III. Cita-Cita Gerakan Berea
a. Untuk Menyatakan Gambar Kehendak Allah Sesuai dengan Nilai-Nilai yang
Berpusatkan pada Allah (1 Yohanes 2:12-14; Ibrani 1:1-3; 1 Yohanes 1:21)
Menyatakan Gambar Seluruh Kehendak Allah. Seluruh Kehendak Allah itu dinyatakan dalam Alkitab seperti sebuah gambar yang jelas dan dinamis. Menjelaskan cerita Allah tentang hubungan awal dan akhir secara tersusun. Dengan mengenal “Gambar kehendak Allah” orang Kristen dapat menjalankan kehidupan iman seperti yang dikehendaki Allah. Dimulai dari ‘Iman Dasar’ tentang keselamatan, meningkat menjadi ‘Iman Pemuda’ yang dapat mengalahkan yang jahat baik bagi dirinya maupun untuk membangun jemaat, sampai kepada ‘Iman Bapa’, yaitu iman yang mengenal Allah dari pada mulanya. Sehingga dapat memuliakan Allah dan mewarisi hidup kekal.
b. Untuk Menyaksikan Universalitas Kuasa Allah (Ibrani 13:18; Matius 12:50; Markus 16:16-20).
Kuasa Allah bersifat universal, menjadi tanda dan milik orang percaya. Pada masa Perjanjian Lama hanya orang yang khusus saja yang memiliki kuasa, pada masa Perjanjian Baru kuasa adalah tanda setiap orang percaya. Setiap orang yang percaya Alkitab dan dituntun Roh Kudus memiliki kuasa.
c. Untuk Membaptis dan Memuridkan (Matius 28:16-20)
Membaptis segala bangsa dengan baptisan selam di dalam Nama Allah, memuridkan dan mengajar orang percaya melakukan apa yang diperintahkan Yesus.

Merenungkan kembali Misi Gerakan Berea

MARILAH KITA KEMBALI KEPADA FIRMAN

“Waktu akan datang” demikian Firman Tuhan Yang Maha Kuasa, “dimana Aku akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan kelaparan akan makanan atau kehausan akan air, tetapi akan mendengarkan Firman Tuhan. Orang orang akan mengembara sempoyongan dari laut kelaut dan dari utara ke timur untuk mencari Firman Tuhan, tetapi mereka tidak akan menemukannya (Amos 8 : 11-12). Kita membaca di Kis. 17:11-12 bahwa orang-orang Berea lebih baik hatinya dari pada orang-orang Tesalonika. Orang-orang di Berea telah menerima Firman Tuhan Allah dengan segala kerelaan hati, dan menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk mengetahui apakah semuanya itu benar demikian. Jikalau kita hendak menjadi sebaik mereka, lalu apa yang harus kita lakukan supaya seperti mereka hari ini ? jawaban atas pertanyaan ini dapat ditemukan didalam kutipan Alkitab ini.
Apakah Gerakan Berea itu ?
Gerakan Berea, seperti yang dikatakan Rev.Kim untuk meyakinkan orang-orang Kristen mengikuti contoh orang-orang di Berea dan menyelidiki Kitab Suci supaya menjadi murid-murid Yesus yang sejati. Berbicara tentang Gerakan Berea, Rev. Kim menjelaskan charakter orang-orang Berea dan konsep dan tujuan dari Gerakan tersebut. Beliau menuliskan hal-hal tersebut dan diterbitkan dalam bentuk buku ditahun 1995. Kemudian beliau mengangkat saya menjadi direktur pertama dari Institute Berea International.
Karakter :
- Orang-orang Berea adalah orang-orang yang memiliki hati yang seimbang
- Orang-orang Berea menyelidiki Kitab Suci setiap hari
- Orang-orang Berea membangun iman mereka dari Alkitab
Konsep :
- Gerakan Gereja Perjanjian Baru
- Gerakan yang menyerupai Alkitab
- Gerakan pemimpin-pemimpin orang awam
Tujuan :
- Untuk menyatakan gambar kehendak Allah yang berpusat pada Allah
- Untuk menyaksikan kuasa Allah yang universal
- Untuk membaptis dan memuridkan
Gerakan ini janganlah dimengerti sebagai suatu gerakan yang berdenominasi khusus. Fokus dari gerakan Berea adalah atas semua orang Kristen yang percaya dan menyelidiki Kitab Suci, memampukan mereka untuk menjadi pemimpin-pemimpin rohani saat ini. Lebih jauh, tujuannya adalah untuk membantu para hamba Tuhan supaya lebih aktif lagi didalam pelayanan mereka. Ini adalah juga satu gerakan Kristen yang penuh kuasa untuk mengembalikan Authoritas Rasuli (Satu ciri dari gereja mula-mula yang sudah lama lenyap) dan satu gerakan yang menjadikan siapapun yang percaya didalam Yesus, seorang murid Tuhan yang penuh kuasa. Sudah barang tentu bahwa suatu gerakan seperti ini hanya bisa terrealisir penuh apabila orang-orang membaca dan memiliki Firman Allah dan KuasaNya oleh inspirasi dari Kitab Suci.
Apakah Firman Allah itu ?
Setelah membaca seluruh Alkitab sebanyak 75 kali, dan terutama setelah menerima inspirasi dari 2 ayat specific didalam Injil Yohanes, Rev. Kim dipanggil Allah pada tanggal 13 Mei 1962. “Jikalau kamu tetap dalam FirmanKu, kamu benar-benar adalah muridku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran ini akan memerdekakan kamu" (Yoh. 8 : 31-32).
“Jikalau kamu tinggal didalam. Aku dan FirmanKu tinggal didalam kamu mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya" (Yoh. 15:7).
Semenjak hari itulah Rev. Kim telah mengalami kuasa kesembuhan Ilahi dan kuasa untuk mengusir setan-setan. Oleh pernyataan Allah beliau menerima “Gambar kehendak Allah” yang merupakan topik utama di dalam iman dan theologinya. Di tahun 1976 dengan apa yang telah dimulai sebagai suatu Study Alkitab baru 3 tahun sebelumnya, akhirnya dinamakan “BEREA Academy”. Secara khusus ini di tujukan untuk membaca Alkitab dengan memperhatikan hal-hal yang berbau mystik. Memusatkan diri pada karunia Roh Kudus tanpa didukung dari Firman Allah dipandang sebagai yang sangat berbahaya, sama seperti mengendarai sebuah mobil tanpa rem.

Berea Academy memulai dengan mengingatkan orang-orang akan bahaya bukan hanya terhadap konstitusi, tetapi juga peraturan-peraturan dan authoritas hirarki yang dibangun atas doktrin mereka sendiri, dengan demikian juga terhadap semakin meningkatnya keduniawian sebagai akibat dari Theology liberal. Lagi, Berea memberi peringatan keras terhadap karunia-karunia yang berbau mistik, seperti prediksi terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang baik dan buruk dan jatuh dalam keadaan tidak sadar yang disebabkan roh-roh jahat. Sekarang saya kembali kepada panggilan Rev. Kim yang terjadi melalui penerimaan Firman. Allah yang dikutib dari Alkitab yang telah disebutkan diatas.
Cara yang tepat untuk memperoleh kuasa Allah adalah mengetahui kebenaran dengan menerima perkataan Yesus didalam Alkitab. Melalui pengajaran Rev. Kim mengenai bermacam-macam Firman Allah, saya telah mendapat inspirasi dan telah bekerja untuk gerakan ini. Beliau menjelaskannya sebagai berikut :
- Firman Allah (Logos) pada mulanya (Yoh.1:1)
- Perintah Allah (Kej.1:3)
- Hukum Taurat (Pentateuch)-Injil (kitab-kitab Injil)
- Kebenaran (Yohanes)
Hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan manusia. Pada masa Hukum Taurat, Allah berfirman kepada manusia : “Hari ini Aku memanggil langit dan bumi sebagai saksi terhadap kamu, bahwa Aku perhadapkan kepadamu kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Sekarang pilihlah kehidupan supaya kamu dan keturunan kamu dapat hidup" (Ul.30:19).
Namun, Injil menyelamatkan manusia tanpa kematian dan kutuk. Sekarang dengan pertolongan Roh Kudus kita bisa mengetahui kebenaran dengan menerima perkataan Yesus. Oleh karena itu didalam merenungkan Gerakan Berea bukan hanya suatu “Gerakan kembali kepada Alkitab” tetapi suatu “Gerakan kembali kepada Firman “atau suatu “Gerakan kembali kepada Kebenaran”

Apakah strategi Misi Berea itu ?
Gerakan Berea adalah suatu gerakan misi untuk memberitakan Injil dan kemudian membagikannya kepada dunia. Saat ini secara internasional orang-orang Berea telah menjalankan misi mereka semenjak 1970’an. Strategi Misi Berea dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Misi Penduduk Asli
- Misi Pemuridan
- Misi Iman
- Misi Kuasa

Kita orang-orang Berea telah mencoba bekerja sama dengan beberapa gereja dan organisasi diladang misi, sesuai dengan strategi-strategi ini yang telah ditunjuk oleh Rev. Kim. Meskipun strategi-strategi ini adalah sama seperti misi Pentakosta/Charismatic, kita orang-orang Berea telah mempertahankan keseimbangan antara pengajaran Firman Allah dengan praktek kuasa Allah. Misalnya, pengikut pengajaran dari Berea Academy tidak hanya belajar Gambar Kehendak Allah tetapi juga mengalami Kuasa Allah secara nyata.

Saya mengucap syukur kepada Allah yang telah memakai saya sebagai salah satu alat-Nya utnuk mengambil bagian didalam gerakan ini. Setelah menerima panggilan dengan ayat-ayat dari Amos 8 :11-14 di mei 1976 dan mengikuti kuliah dari Berea Academy semenjak September 1981, saya telah mengalami kenyataan dari Misi Berea dengan kebenaran dan kuasa Ilahi dari Allah. Saya yakin, bahwa orang-orang Berea akan mempunyai dampak yang besar terhadap dunia dengan menanggapi Firman Allah secara benar dan dengan mengembangkan suatu pemuridan dari orang-orang percaya.

Oleh : SAMUEL S.S.HANRektor Berea International Theological Seminary)
(Ex-Direktur Berea Institute International)Diambil dari majalah today Berean’s edisi winter 2005
Diterjemahkan oleh: Bpk Edward Susanto

World Christian Mission Center

Saat ini sedang dibangun ruang ibadah (dome).

Gedung ini dibangun dengan tehnik 'Top Down' supaya dapat bertahan sampai 200 tahun, oleh karena itu memerlukan perhatian dan keinginan yang kuat dari pemilik bangunan tersebut sehingga tidak menjadi proyek yang gagal.

Untuk menggenapinya, pemilik bangunan Sungrak Church menempatkan para pengawas di pusat bangunan ini. Sedangkan Rev. Dr. Kim, Ki Dong hampir setiap hari datang mengunjungi proyek ini agar mempersembahkan tempat ibadah yang bagus dan kuat, yang tahan sampai 200 Tahun.

Gedung ini dibangun bukan hanya untuk tempat ibadah saja, tetapi supaya seluruh gereja dunia berkumpul bersama untuk gerakan dunia.

Ibadah Dedikasi

Segala sesuatu yang berada di langit dan bumi adalah yang berhutang kasih. Baik masyarakat manusia maupun binatang, pasti tidak dapat berada dan berlangsung terus jikalau tidak ada kasih. Khususnya manusia, kita adalah yang lahir dengan keadaan yang tidak ada kemampuan secara mutlak, tetapi kasih dari orang tua dan keluarga dan teman-teman kita masing-masing maka, kita bertumbuh dan menjadi anggota masyarakat.

Siapapun merindukan kasih, ingin memberi kasih dan menerima kasih. Dimana ada kasih ada hidup, ada kepenuhan, ada keberlangsungan yang baik, sedangkan bila tidak ada kasih, yang ada hanya maut, kegelapan, kehampaan dan segala kekecewaan. Oleh karena itu, tidak salah bila kita mengatakan, dorongan tindakan munusia itu kasih. Kasih itulah dasar dan fondasi dari segala sesuatu yang berada.

Tetapi bagaimanapun besarnya kasih dari dunia, hanya kiasan akan kasih Allah.
Alkitab mengatakan “kasih berasal dari Allah”, “Allah adalah kasih” (1Yoh 4:7-8). Akan tetapi maksud Allah mengkasih umat manusia itu bukan arti tanpa prinsip dasar. Meskipun sifat dasar Allah kasih, Allah tidak mengasih semua atau siapa saja. Karenanya ada neraka.

Kalau demikian Allah mengasihi siapa?
Atau bagaimana caranya kita meneriama kasih Allah yang tidak kelihatan?

“Kasih Allah dinyatakan sebab Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia (1Yoh4:9). Menurut firman-Nya, Allah memperlihatkan kasih-Nya ke dunia melalui Anak. Supaya mengasihi semua orang yang menerima-Nya yakni percaya pada nama-Nya sampai diberi hak menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12).
Bukan siapa saja tetapi yang menerima-Nya yakni percaya pada nama-Nya saja dikasihi-Nya sehingga dapat menjadi anak Allah.
.
Menerima kasih Allah dengan menerima kasih karunia dengan iman !

Yohanes 15:13 mengatakan, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Mengapa definisi kashi itu harus menyerakkan nyawa?
Alkitab mengatakan kita sudah mati yakni roh kita walaupun tubuh masih bergerak, akibatnya hanya tinggal pergi ke neraka. “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa (Efesus 2:1).” Maka yang paling mendesak dari pada apapun bagi manusia ialah dihudupkan roh-jiwanya. Oleh karena di antara Allah dan manusia yang berdosa harus ada korban damai (1Yoh 4:10), maka Hukum Taurat menuntut bahwa Anak Allah Yesus mati di salib dan mencurakkan darah yang amat berharga itu.

Allah mengasihi umat manusia yang seharusnya binasa, dengan kasih yang memberi hidup kekal. Oleh karenanya sipapun yang mau hidup harus menerima kasih Allah dengan cara menerima kasih karunia-Nya. Yaitu dengan percaya Yesus Anak Allah sebagai Kristus yang diutus Allah, kita menperoleh kasih Allah sekaligus mendapat penghapusan dosa sehingga tidak dihukum (Yoanes 3:16-18). Dengan iman seperti itu kita dapat menerima nama-Nya dan menjadi anak-anak Allah, lalu melalui baptisan dalam nama Yesus menjadi satu tubuh dengan Yesus Kristus (Roma 6:3-6), serta dipenuhi Roh Kudus ( Kisah 2:38). Dan dengan taat kepada-Nya dapat meneriama kasih Allah dengan Penggantian/upah (Ibr 11:6).

Kita dapat menerima kasih karunia hanya dengan iman yang utuh (Efes 2:8). Sedangkan penggantian/upah hanya dengan ketaatan yang utuh( Wahyu 2:10).

Inilah cara kita menerima kasih Allah dan tinggal di dalam kasih Allah, dengan cara menerima Yesus sebagi Anak Allah dan Kristus, siapapun dapat tinggal di dalam Yesus Kristus, bait Allah sesungguhnya (Matius 3:17,Yohanes 2:19).

Kehidupan orang Kristen ialah dikasihi Allah dan mengasihi Allah. Karena menerima kasih Allah memperoleh keselamatan dan karena mengasihi Allah dapat meneriama Penggantian/upah (Ibr 11:6).

Orang percaya, kita adalah yang sudah menerima kasih Allah yang begitu besar. Sebab Anak Tunggal-Nya dikaruniakan. Orang percaya sudah menerima kasih karunia dari Anak Allah, Yesus Kiristus. Sebab darah dan daging-Nya telah diberi kepadanya. Orang percaya tidak bisa hidup sesaat pun tanpa kepemipinan Roh Kudus, serta kuasa dan karunia-karunia yang diberikan-Nya.

Kehidupan iman Jemaah Perjanjian Lama juga sama dengan jemaat Perjanjian Baru, tetapi Jemaah Perjanjian Lama mengalaminya dengan kiasan. Kita dapat kesimpulan akan kehidupan iman mereka maupun kita, jemaat Perjanjian Baru dengan satu kata “membangun bait Allah dan melayani Allah di dalam bait Allah.” Itu dapat dikatakan juga “menerima kashi Allah dengan kasih karunia dan dengan pengganti/upah.’

Sesudah umat Israel keluar dari Mesir mereka mendirikan kemah Allah dan melayani Allah di dalam kemah itu sesuai yang ditunjukan dari Hukum Taurat.

Mereka masuk Kemah suci melalui pintu timur. Pertama, darah domba dicurakan di mezbah korban bakaran di depan pintu kemah pertemuan, itu sebagai kiasan pertobatan dan minum darah Yesus bagi jemaat Perjanjian Baru.

Mencuci tangan di tempat pembasuhan itu sebagai kiasan, kita mentaati firman dan mengurburkan masa lalu kita sebagai keturunan Adam yang harus ke neraka dan menjadi satu dengan Yesus Kristus melalui baptisan.

Menjaga kaki dian agar menyala dan menerangi kemah suci itu sebagai kiasan, kita selalu penuh dengan Roh Kudus dan dipimpin Roh Kudus.
Roti sajian dari 12 suku itu sebagai kiasan kesetiaan, pengorbanan jemaat yang mempersembahkan diri seolah-olah menjadi roti dan dipecah-pecahkan untuk dimakan jemaat Kristus seperti Yesus Kristus memecahkan dan membagikan Diri-Nya kepada jemaat -Nya.

Hal membakar ukupan itu dedikasi dan doa dari jemaat Perjanjian Baru. Waktu harum ukupannya meresap dalam Tempat Maha Kudus, di mana ada tabut Allah yang dibelah dengan tirai dari tempat kudus itu terbuka lalu imam besar membawa darah dan mencurahkan darah di atas tempat kasih anugerah. Yakni di bawah naungan sayap malaikat di atas tutup tabut Allah. Pada saat itulah terjadi pendamaian di antara Allah dan umat manuaia.

Dari tempat pembakaran korban sampai kaki dian itulah arti bagaimana orang kudus membangun Bait Allah (1Kor 3:16) dan tinggal di dalam Bait Allah demikian menerima kashi karunia.

Dari meja sajian roti sampai tempat pembakaran ukupan itulah bagian melayani Allah atau bagian menerima pengganti/upah (1Yoh 2:3-6).

Yang penting bagi imam (1Petrus 2:5), ia harus masuk terus sampai tabut Allah melalui langkah-langkah itu. Tidak boleh melampaui satu langkah pun. Sampai ia bergaul akrab bersama Allah yang Esa yaitu dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus. Loh batu itu firman dari Bapa, manna itu sebagai Anak yang memberi kasih anugerah, tongkat Harun itu sebagai Roh Kudus yang memberi karunia-karunia dan kuasa.

Orang kudus yang masuk sampai tabut Allah diberi pengganti/upah dari Allah Yaitu kasih dari Bapa, Kasih Karunia dari Anak, Karunia-Karunia dari Roh Kudus dengan penuh.

Allah bertemu Israel di dalam bait Allah, memberi berkat kepada Israel yang melayani di dalam bait Allah. Allah bertemu kita di dalam Yesus dan memberi berkat dan hidup kepada kita yang ada di dalam Yesus dan mentaati-Nya (Efesus 1: 3-14).

Melalui kematian yang mengerikan di atas salib, Yesus Kristus membuka jalan agar orang berdosa masuk dan tinggal didalam-Nya dengan iman. Bait Allah itu adalah Yesus Sendiri ( Yohanes 2:19).

Oleh karena orang percaya sudah berada di dalam bait Allah sesungguhnya, menerima kasih Allah yang begitu besar, maka kita melayani dan mengasihi Allah dengan mengorbankan dan mempersembahkan dan mendedikasikan diri. Orang yang menerima kasih Allah saja mengasihi Allah.

Hanya orang yang menerima kasih karunia dari Allah saja dapat melayani Allah.
Orang yang meneriam kasih Allah dengan kasih karunia harus menerima kasih Allah dengan penggantian/upah juga. Upah di sorga bagi orang yang setia dan taat, sungguh besar !(Matius 5:3-12, Roma 8:17) Mengorbankan dan mendedikasihkan diri itu adalah hak anak-anak Allah yang dikasihi-Nya.

Arti dedikasi secara kamus itu pengorbanan tenaga pikiran, waktu, materi untuk berhasilnya tujuan mulia. Karena Allah mengasihi kita. Patut kita mengorbankan tenaga, pikiran, waktu dan materi demi kemuliaan Allah yang kita sembah, yang bernama Yesus. Meskipun belum sampai menyerahkan nyawa. Juga, seperti kita tidak bisa melayani orang tua sesudah kita mati, tidak mungkin kita melayani dan mendedikasikan diri kepada Tuhan, sesudah kita mati. Oleh sebab itu kita memakai kesempatan kita yang masih hidup di dunia ini untuk mendedikasikan demi nama Allah yang mulia, YESUS.

Allah yang kita sembah tidak kelihatan tetapi tubuh-Nya, gereja Yesus Kristus ada di bumi (Efesus1:23). Maka mereka yang mendedikasikan diri untuk tujuan misi gereja Kristus, adalah yang mengasihi Allah yang tidak kelihatan. Walaupun kita mendedikasikan diri, apakah mungkin kita bisa membalas kasih Allah? Hanya untuk mengucapkan terimakasih kepada YESUS Tuhan kita saja.

Kita tidak bisa menerima kasih karunia dengan pertapa atau upaya kita. Kita tidak bisa meneriama kasih karunia sebagi pengganti dengan upaya. Orang kudus harus menerima keduanya yaitu kasih karunia dan pengganti/upah. Kita menerima kasih karunia Allah dengan iman dan dengan ketaatan menerima balasan/upah dari Allah. Roh Kudus mengawasi itu. Maka adanya penghakiman yang adil mengenai hal itu.

Sebab itu Jemaat Berea mendedikasikan materi maupun jiwa-jiwa baru sambil mengucapkan syukur dengan penuh kasih kepada Allah melaui Ibadah dedikasi yang akan datang.

Halleluyah!

Pdt. Yohana Koh

Ketakterelakkan Gerakan Berea

Ketakterelakkan Gerakan Berea
(2 Korintus 6:1-10)
oleh Rev. Ahn Byung Kook
(dari Gimcheon Sungrak Church, Korea)

[Topik ini disampaikan langsung oleh Penulisnya pada hari Selasa, 22 Mei 2007 pukul 15.50 s/d 17.40 dalam acara “The 23rd Power Rally for Pastors’ Growth” yang diselenggarakan oleh
Christian Berea Church Fellowship di auditorium Berea Academy House di daerah pegunungan Sambong-ri, Korea Selatan]


Introduksi

Dunia ini secara cepat berubah lebih daripada yang dapat kita pikirkan. Lingkungan hidup tengah berubah drastis bagaikan aliran air yang terjun ke dalam putaran angin. Banyak orang mengatakan dengan suara bulat bahwa makanan untuk disantap adalah lebih dari cukup, namun menjalani kehidupan telah menjadi lebih sulit dibanding masa lampau.
Marilah kita simak kenyataan negara kita saat kini sebelum membicarakan hal masyarakat pertanian Eropa abad pertengahan. Dengan bantuan kekuatan penguasa angkatan darat dari revolusi Militer 16 Mei, restorasi kemerdekaan tanah leluhur, penetapan pemerintahan Republik Korea, perang sipil 25 Juni, pertentangan ideologis antara sayap kiri dan sayap kanan, dan korupsi politik, kekacauan yang keras sempat ditanggulangi, jalan keluar pemerintahan dengan rencana 5 tahun perkembangan ekonomi yang berlangsung dalam menangani pengentasan kemiskinan yang sempat disebut masa kritis gandum. Semenjak itu sewaktu menempuh masyarakat industrial dan IMF (International Monetary Fund), Korea telah menjadi salah satu inti di dunia dalam bidang industri IT (Information Technology), yang tengah memimpin zaman informasi dengan kecepatan sebagai kekuatan utamanya.

Pernahkah kita imaginasikan bahwa kita bisa melihat wajah rekan bicara kita dan berbicara langsung saat bersamaan pada telepon selular sekitar 40 atau 50 tahun lalu? Dengan sebuah remote control tunggal kita dapat menonton Pertandingan Liga Bisbol Sentral di Jepang dan juga Pertandingan Liga Bisbol Utama di Amerika Serikat secara bergantian di sebuah kamar, dan melalui sarana yang bisa dibawa serta kita berada di tengah zaman berkomunikasi dengan para pengguna internet dari seluruh dunia. Selain itu, tanpa mengerti bahasa Inggris kita dapat membaca suratkabar yang di Inggris ataupun di Amerika dengan bantuan mesin penerjemahan. Lalu apa yang bakal terjadi pada waktu yang dekat di masa depan kita, saya bukan saja tak bisa bayangkan tapi juga bingung.

Apakah yang harus kita siapkan dan lakukan di dalam zaman seperti sekarang ini?
Sejumlah batukarang terletak di hadapan kita, semisal berbagai perubahan drastis lingkungan sosial sehingga memerlukan spesialisasi di zaman yang mengacu pada profesionalisasi dan beban finansial guna pemuasan idaman kultural, masyarakat kehilangan kreditnya oleh karena persaingan yang ketat, tabiat manusiawi yang rusak dikarenakan kenikmatan material, menjadi kering kerohanian berasal dari stagnasinya pertumbuhan gereja, berbagai kesulitan penginjilan di luar gereja, penghakiman kasar sebagai bidat atau sesat oleh gereja-gereja denominasi lain, bukan-spesialisasinya para gembala di bidang mereka, lukanya roh mereka berdasarkan lingkungan pastoral yang miskin, dsb.

Pada masa ini terdapat tiga jalan di hadapan kita. Akankah kita menjadi sekular dengan cara meninggalkan kebenaran? Akankah kita berkompromi untuk kehidupan saat kini? Akankah kita hidup hanya bagi kebenaran dengan cara bersandar pada kebenaran disertai kebersediaan mati syahid?
Kita ini terus-menerus didesak untuk memutuskan. Bagaimanakah akan kita tempuh jalan kita melalui kesulitan-kesulitan ini? Bagaimanakah akan kita tangani misi Injil yang diamanatkan kepada kita? Bagaimanakah akan kita hidupkan kembali banyaknya roh jiwa yang tengah sekarat tanpa sempat mendengar kabar baik? Bagaimanakah akan kita lakukan terhadap berbagai roh jiwa yang tengah mengembara di bawah pengaruh suatu otoritas kegerejaan dan doktrin, dan walaupun percaya pada Yesus namun masih tidak memiliki keselamatan ataupun Roh Kudus?
Hanyalah “YESUS” merupakan sebuah ‘proposal-tandingan’. Hanyalah Berea merupakan ‘proposal-tandingan’ yang bertahan hidup dari zaman ini, yang bersaksi hal hanya “YESUS” dan kembali kepada Biblika/Alkitab.

Sebagai sebuah ‘proposal-tandingan’ yang sangat di dalam situasi amat menyusahkan ini seperti sekarang, saya akan memaparkan tugas-tugas langsung Berea dan proses kelahirannya, yang telah Allah mulai dalam arti mengelola zaman ini dan tetapkan selaku pelari terakhir dari gereja dewasa Yesus Kristus untuk Kehendak-Nya yang utuh.

1. Proses formasi Gereja Perjanjian Lama
Adam – Nuh – Abram – Abraham – Ishak – Yusuf – Mesir – Padang gurun – Kanaan – Periode Kerajaan – Periode Kerajaan Terpecah Dua – Kejatuhan Israel dan Yehuda (Asyur – Babel – Persia – Gerika – Romawi – Yesus Kristus)
- Referensi 1. Mesir
- Referensi 2. Asyur
- Referensi 3. Babel
- Referensi 4. Kerajaan Persia
- Referensi 5. Agama-agama Gerika

Oleh karena data tidak tertinggal, tidak dapat diketahui secara persis. Secara perkiraan dianggap sebagai berikut:
- Tempayan kepala lembu
- Dewi ular
- Patung karakter dari perunggu
- Dewi yang sedang duduk

Zefanya 2:5 – “Celakalah kamu penduduk Daerah Tepi Laut, kamu bangsa Kreti!
Terhadap kamulah firman TUHAN ini: Hai Kanaan, tanah orang
Filistin! Aku akan membinasakan engkau, sehingga tidak akan ada
lagi pendudukmu.”

Titus 1:12 – “Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata:
“Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.”

- Referensi 6. Asal mula Katolik Roma

Gereja Roma, yang hanyalah satu dari sejumlah gereja yang bertebaran di Kerajaan Romawi telah menjadi Gereja Katolik Roma dan uskup dari gereja Roma, yang hanya satu dari para penatua di gereja lokal, telah menjadi kepala dari gereja-gereja dunia. Itu tidak dilakukan oleh kekuatannya sendiri melainkan oleh dukungan politik dan militer dari Kerajaan Romawi dan Kerajaan Romawi Suci sesudahnya juga. Terutama baik Constantine Agung (AD 306-337) maupun Kaisar Eustinian (AD 527-565) sangat membantu kepausan, dan mereka itu membuatnya jadi majikan Abad Pertengahan. Pada tanggal 27 Oktober 312 dengan kemenangan Constantine Agung, sikap Romawi terhadap kaum Kristen telah berubah, karena Constantine Agung memeroleh sebuah mimpi “salib berkilauan api” sebelum pertempuran dan akhirnya menang. Pada bulan Maret 313 perintah Kekaisaran Milan diproklamasikan, dan sebagai akibatnya kebebasan agama dicetuskan. Kewajiban masuk militer dan berbagai kewajiban warganegara dibebaskan bagi para rohaniwan (AD 313), privilese (hak istimewa) peradilan hukum juga dikhususkan kepada mereka sehingga mereka tidak wajib dihakimi di tempat pengadilan pada ketika itu. Pada sisi yang lain, sistem orde-orde suci mendadak sontak dikorup/dirusak dan pemberlakuan orde-orde suci menjadi popular, lalu guna menarik minat dan kesukaan publik dari khalayak ramai kemunculan gereja-gereja direndahkan dan menjadi sekular serta disusupi pula oleh agama-agama kafir/penyembahan-berhala. Ibadah pun dikafirkan secara ekstrim. Uskup gereja Roma melakukan yang terbaik guna menjadi yang tertinggi dari gereja-gereja dunia di bawah naungan masa ini yang menyukakan negara dan menyambut secara bergairah berbagai kebijakan agamawi Kaisar dan menstabilkan kedudukannya secara politis. Pada tahun 326 Constantine memberikan sebuah istana bernama Lateran kepada uskup gereja Roma, Sylvester sebagai bangunan kantor resminya. Pada tahun 375 uskup gereja Roma mengadopsi gelar “Pontifex Maximus”, yang merupakan tanda-pangkat dari Imam Besar kafir dan menjadikan itu tanda-pangkatnya, dan ini digunakan sebagai tanda-pangkat resmi dari Paus sampai dengan sekarang ini. Pada tahun 476 Roma Barat jatuh dan uskup gereja Roma telah mengambil kuasa sesungguhnya dalam hal politik dan agama. Pada tahun 496 uskup gereja Roma mempertobatkan Clovis, yang adalah raja dari Frank dan merupakan yang kuat dari penduduk Jerman, dan dengan mengambilnya selaku seorang anak adopsi dari gereja Roma ia secara kokoh mendirikan basis politiknya. Dan terutama Eustinian, Kaisar Roma Timur telah memainkan peranan menentukan dalam membuat uskup gereja Roma itu menjadi kepala dari gereja-gereja dunia. Pada tahun 533 uskup gereja Roma diakui sebagai “kepala gereja-gereja dunia” secara publik dan fakta ini disusun di dalam kode undang-undang pada tahun 534. Dan kepausan berada di atas takhta otoritas dari Abad Pertengahan pada tahun 538 pada akhirnya.
Apabila menyimak sejarah dari sesudahnya, gereja Katolik bukanlah gereja penerus dari gereja mula-mula, malah merupakan gereja yang menganiayakan gereja mula-mula, karena terdiri dari agama-agama yang bercampur dan menjadi sekular yang menganut dengan cara apapun guna memeroleh kekuasaan otoritas dan kekayaan.

2. Gereja Yesus Kristus pada Zaman Romawi

1) Korupsi/kerusakan gereja dan kekuasaan duniawi menerobos ke dalam gereja (dekrit
suspensi atas penganiayaan terhadap Kristianitas/Kekristenan)
2) Zaman pengembangan gereja (gereja bawah-tanah/sembunyi-sembunyi): sejarah ter-
tinggal dengan penumpahan darah

3. Reformasi

1) Latarbelakang Reformasi Martin Luther

a. Latarbelakang ideologis (humanisme, Scholastikisme)
b. Latarbelakang sosial (munculnya akademi-akademi, nasionalisme, perkembangan
tipografi)
c. Korupsi Katolik Roma (perpecahan Gereja dan kejatuhan para rohaniwan, ketamak
an Paus dan sebuah kegemaran)

2) Reformasi J. Calvin dan mulainya Protestanisme

a. Pemberlakuan otoritas dan doktrin kegerejaan (elemen-elemen Kristianitas dan
teori anthroposentrik dari pradestinasi)
b. Penyamaran kedua dari Katolik Roma sebagai Gereja Yesus Kristus (Wahyu 13:11
-18)

4. Restorasi iman (Mulainya Gerakan Metodis)

1) Gereja Metodis (Referensi 7)

a. Asal mula: Pada abad 18 gereja Metodis yang diprakarsai dari reformasi Gereja
Inggris oleh kepemimpinan Saudara Wesley diawali dari pertemuan kelompok
kecil disebut “klub sakral” dari Universitas Oxford. Gereja Metodis yang dimulai
dengan gerakan kaum awam secara berangsur ditetapkan menjadi gereja indepen-
den, dan menyelenggarakan konvensi tahunan terorganisasi yang pertama pada
tahun 1744 dan terpisah dari Gereja Inggris. Kemudian Gereja Metodis yang ber-
tumbuh oleh pengaruh sekundar dari Revolusi Industri menyeberang ke Amerika
Serikat dan berkembang pesat menjadi dua denominasi yang ekstrim bersamaan
dengan Gereja Baptis.

b. Ciri-ciri: Tidak seperti Calvinisme ortodoks, Gereja Metodis menekankan ‘kehen-
dak bebas’ (Alminianisme) berpusatkan pada tanggungjawab aktif manusiawi dan
pelaksanaannya. Sebagai hasilnya dimilikilah tren theologis saleh yang kuat, yang
menentang dogmatisme dan demi kesalehan. Dipunyai pula kecenderungan kuat
pengaturan otoritarian tersentralisasi.

Bersambung pada edisi ‘Bereans News’ berikutnya
(Diterjemahkan oleh Pdt. Hosea S. Litaniwan dari
judul aslinya: Inevitability of Berea Movement by
Rev. Ahn Byung Kook)

Kegiatan IBF - Buku untuk Nias

Pada tanggal 14 Agustus 2007, IBF menyumbangkan buku-buku karya Dr. Kim Ki Dong untuk perpustakaan Gereja di pulau Nias khususnya di kecamatan Lőlőwa, Sirombu, dan Gomo, melalui panitia Nias Mission Trip Fahasara Dődő 2007, yang melakukan program misinya ke pulau Nias tanggal 10-31 Agustus 2007.
Buku-buku tersebut diterima Sekjen panitia Mission Trip, Bpk. Filemon Gulo, S.Th.

Bpk. Rudy Yonathan mewakili IBF sedang menyerahkan buku-buku karya Dr. Kim Ki Dong kepada Sekjen panitia, Bpk. Filemon Gulo, S.Th.

Jadwal Ibadah Hari Natal 2007 dan Tahun baru 2008


Editorial - Pertobatan

Abha kota dimana saya pergi pertama kali
itu terletak di Barat Selatan di Arab Saudi
di dalam Negara tropikal suhu cuaca 40- an derajat Celcius
tapi kota Abha itu sejuk cuacanya dan banyak hujan
karena daerahnya terletak di pegunungan tinggi.

Ketika naik ke atas gedung Asrama kami, terlihat sebagian kota itu
sedang di atas pegunungan tidak ada satupun tumbuh-tumbuhan
melandai gurun pasir yang tidak terbatas, yang suram,
yang berkerut dengan bukit pasir yang besar dan kecil.
Sepertinya bunyi hidup tidak kedengaran.

Yang hidup itu hanya angin,
dengan santai memindahkan bukit pasir kesini kesana.
Ketika matahari terkubur di dalam bukit pasir
dengan meninggalkan corak warna madu
padang gurun itu sepertinya berpidato dengan tragis
bahwa bangkit dan jatuh bersama dengan kemakmuran
dan kehancuran bangsa dan negara itu khayalan belaka.

Dengan iringan dari pembacaan doa dari mesjid Islam
yang memuatkan semua kehampaan dan sedihnya manusia.
Disitulah saya bertemu Allah kita Yesus.
Belakangan, seorang perawat 20 tahun
yang miskin tubuh dan hati.
Ciptaan hina dan kecil seperti ulat
orang berdosa yang tidak ada harapan bertemu Allah
Pintu yang saya bisa masuk untuk bertemu Allah yang Maha Besar,
Maha Kasih itu.“Pertobatan”

Sejak saya bertobat, saya hidup dengan iman akan Injil pertobatan
Kegelapan itu menjadi terang, maut itu menjadi hidup
Keputus-asaan itu menjadi pengharapan.
Orang berdosa, keturunan Adam menjadi anak Allah.

Tanpa pertobatan tidak ada kekudusan
tanpa kekudusan siapapun tidak dapat melihat Allah.
Darah Yesus tercurah kepada orang-orang bertobat.
Lalu menguduskannya.

“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar
tapi orang berdosa supaya mereka bertobat.”(Lukas 5:32)
Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah
Mengaruniakan pertobatan yang memimpin
kepada hidup (Kisah 11:18)

Pdt. Yohana Koh

Pengurus dan staff BN mengucapkan selamat Natal 2007 & Tahun Baru 2008


Buku baru - Berdoalah seperti ini